IHSG Terkoreksi 2,28% pada Senin (4/7), Masih Dibayangi Sentimen Negatif

IHSG Terkoreksi 2,28% pada Senin (4/7), Masih Dibayangi Sentimen Negatif IHSG Terkoreksi 2,28% pada Senin (4/7), Masih Dibayangi Sentimen Negatif

BERITA - JAKARTA. Sejumlah sentimen negatif masih membabahwai pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG melemah 2,28% ke level 6.629,17 cukup perdagangan Senin (4/7).

Dalam sepekan, IHSG terkoreksi sampai-sampai 5,37%. Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo mengungkapkan, saat ini belum ada katalis absolut yang dapat mengangkat pergerakan IHSG.

Dalam beberapa hari terakhir, IHSG dominan dibayangi oleh sentimen negatif. Pertama, Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur daripada beberapa negara mengalami penurunan, bagai Korea Selatan turun jadi 51,30 ala Juni 2022, daripada sebelumnya 51,80. Selanjutnya PMI Manufaktur Jepang pula turun jadi 52,70 ala Juni 2022 ketimbang bulan sebelumnya 53,30, maka Indonesia pun mengalami penurunan merupakan 50,20, daripada bulan sebelumnya 50,80.

"Sentimen negatif lainnya ada rilis data inflasi Indonesia yang mengalami kenaikan menjadi 4,35% yoy demi Juni 2022, menjadi tertinggi sejak Juni 2017," kata Wisnu kepada Kontan.co.id, Senin (4/7).

Tren pelemasan rupiah seiring capital outflow yang terjadi dan terjadinya stagflasi turut mempengaruhi pergerakan IHSG. Berdasarkan RTI, investor jauh mencatatkan jual bening Rp 2,64 triliun ekstra dalam sepekan.

Wisnu tak dapat memastikan seberapa paling dalam potensi penurunan IHSG selanjutnya, namun terdapat support terakrab akan mau diuji IHSG antara level 6.485, jika tertembus maka ada potensi menuju 6.100.

Menurut dia, pergerakan IHSG ke depan akan dipengaruhi oleh beberapa sentimen, bagaikan rilis kinerja emiten kuartal kedua 2022, pengetatan kebijakan moneter, pergerakan rupiah, dan terjadinya stagflasi.

Hingga tutup tahun 2022, Wisnu memproyeksi IHSG bentuk tembus level 7.000-an. Dia melihat saham TBIG masih layak koleksi bagi saat ini, fia menyarankan agar bisa dilakukan pembelian dengan target harga dalam Rp 3.200 per saham.

Meski kondisi pasar tengah berada jauh didalam tren penurunan, Wisnu memprediksi kinerja emiten jauh didalam negeri masih solid, terbukti dalam realisasi kinerja kuartal perdana 2022 bahwa mayoritas masih bagus.

PT United Tractors Tbk (UNTR) doang optimistis memandang prospek bisnis engat sahap tahun 2022. Bahkan, UNTR mengerek target penjualan alat berat Komatsu tahun ini dalam 4.800 unit melalui sebelumnya 3.700 unit.

"Fokus kami dekat semester kedua tetap kembar, yaitu support kebutuhan customer seLampau mungkin dalam hal kebutuhan alat berat lagi layanan purna jual," kata Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis, Senin (4/7).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain hadapan Google News